dari rahim perawan suci
di tengah terik matahari
dan perih menusuk ulu hati
lahir seorang bayi yang dinanti
.
dahaga menerjang tenggorokan
menghasilkan air dari bawah pijakan
lapar membelit dalam kandungan
membuahkan kurma dari sepotong dahan
.
akhirnya, hanya bermodal ketaatan
dengan dibekali puasa pembicaraan
ditemani bayi dalam gendongan
patuh, sang perawan pun berjalan
.
tak henti, diiringi caci maki
diamini kutukan benci para rabi
ia menangis dalam hati
memberi isyarat pada sang bayi
.
mereka semakin gila mencela
menuding perawan sakit jiwa
membandingkan dengan ayah dan bundanya
dan tiba saat sang putra membela
.
dengan cakap dia bisa bicara
“Aku hamba Tuhan,” katanya
dan menjelaskan semua perkara
diakhiri ucapan selamat sentosa